ISU ARSITEKTUR YANG BERHASIL DAN GAGAL
Dalam
penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi
tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di
lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam
proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk
mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan
di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau
membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Arsitektur sangat
erat dengan budaya. Arsitektur merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan
budaya, dimana budaya merupakan pengejewantahan nilai dari sebuah sejarah.
Setiap zaman memiliki budaya sendiri dan setiap budaya memiliki langgam (style)
arsitektur sendiri. Arsitektur mengalami banyak perkembangan seiring
berjalannya waktu. Dari masa arsitek Vitruvius, ke Le Corbusier sampai dengan
Rem Koolhaas. Dari langgam Romawi, Art Deco, de stijl, sampai dengan
dekonstruksi.
Perkembangan teknologi
juga ikut berpengaruh pada proses arsitektur. Ditemukannya teknologi terbaru,
memungkinkan eksploitasi bentuk-bentuk arsitektur yang sebelumnya tak pernah
terbayangkan. Opera House Sydney dan Stadium Bird Nest di Beijing merupakan
sebuah teroboson baru di dunia arsitektur dan kontruksi. Arsitektur selalu
berkembang mengikuti perkembangan budaya dan teknologi menghadirkan sebuah
tempat yang (seharusnya) menyehatkan dan menyenangkan penghuni dan
lingkungannya.
Globalisasi juga
membawa gelombang arsitektur luar negri masuk dan merebut proyek – proyek besar
di dalam negeri, contoh; hotel – hotel mewah di Bali, bangunan –bangunan
perkantoran di central bussines district, dan hampir semua mal di jakarta.
Memang ada arsitek lokal beberapa yang berhasil meyakinkan klien besar seperti
Ridwan Kamil yang mengerjakan master plan untuk Rasuna Epicentrum, atau Arkonin
dan DCM , yang mendesain beberapa high rise building di jakarta, tapi
selebihnya hanya menjadi local partner.
Arsitektur untuk
Siapa saja?
Tidak
sedikit yang berfikir bahwa arsitektur hanya untuk sekelompok orang atau kelas
social tertentu. Arsitektur popular yang ditawarkan melalui buku-buku best
sellers seolah-olah hanya menghadirkan bentuk-bentuk rumah kelas sosial
menengah ke atas, gedung kantor, hotel, apartemen, museum, atau galeri.
Arsitektur itu tidak terbatasi oleh kelas sosial tertentu, oleh suku tertentu,
oleh sekelompok orang tertentu. Arsitektur dapat hadir untuk setiap elemen dari
masyarakat.
Dalam bidang
arsitektur bila membangun sesuatu itu memiliki 3 persyaratan utama yaitu
Firmitas,Utilitas dan Venustas.
a. Firmitas
Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan
tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah
runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini
lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan-
pertimbangan secara sistematis.
b. Utilitas
Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun
dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan
bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik
dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi
jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam
peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.
c.
Venustas
Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori
Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam
arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan
kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa
yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa
dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa
dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana
masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu. Misalnya
zaman dahulu bangunan Jakarta diadopsi dengan ornamen-ornamen karena dahulu
masyarakat belanda menjajah Indonesia.
https://ririndina.wordpress.com/2011/11/07/teori-vitruvius-venustas/
https://books.google.co.id/books?id=oKhSwqTO3wYC&pg=PA100&lpg=PA100&dq=isu+arsitek+yang+berhasil+dan+tidak+berhasil&source=bl&ots=PWZlE-NdQM&sig=jg2-lAZzu6O0qpITgRjFpjN186o&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=isu%20arsitek%20yang%20berhasil%20dan%20tidak%20berhasil&f=false
http://membacaruang.com/arsitek-berkata-dalam-karya/
Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan- pertimbangan secara sistematis.
Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.
Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu. Misalnya zaman dahulu bangunan Jakarta diadopsi dengan ornamen-ornamen karena dahulu masyarakat belanda menjajah Indonesia.
Thanks for info https://bit.ly/2JBMCOW
BalasHapus